MEDIA BANGGAI-Luwuk. Selasa (21/5) kemarin bisa dianggap istimewa bagi Dewan Banggai. Bukan karena ada perayaan ulang tahun berdirinya DPRD Banggai. Namun pada Senin kemarin, lembaga perwakilan rakyat yang berkantor di kawasan Teluk Lalong itu, dikepung tiga kelompok pengunjuk rasa sekaligus pada waktu yang hampir bersamaan.
Kelompok pertama yang tiba di lokasi itu, adalah warga yang mengaku sebagai ahli waris keluarga Latohab-Galendo dan Haydan serta Minase Kupagan, yang memprotes pendudukan lahan mereka di lokasi pembangunan kilang LNG di Uso tanpa ganti rugi. Mereka hadir untuk mengikuti rapat dengar pendapat terkait masalah tanah yang sudah berlarut-larut tersebut. Meski demikian, pertemuan yang berlangsung sekitar tiga jam ternyata tak membuahkan hasil berarti. Bahkan masalah itu kian kusut.
Kelompok pertama yang tiba di lokasi itu, adalah warga yang mengaku sebagai ahli waris keluarga Latohab-Galendo dan Haydan serta Minase Kupagan, yang memprotes pendudukan lahan mereka di lokasi pembangunan kilang LNG di Uso tanpa ganti rugi. Mereka hadir untuk mengikuti rapat dengar pendapat terkait masalah tanah yang sudah berlarut-larut tersebut. Meski demikian, pertemuan yang berlangsung sekitar tiga jam ternyata tak membuahkan hasil berarti. Bahkan masalah itu kian kusut.
Pada saat yang bersamaan, muncul dua kelompok pengunjuk rasa lain yang mengusung topic hampir sama, terkait peringatan 14 tahun reformasi yang dianggap tak berjalan bagus, utamanya di Kabupaten Banggai. Dua kelompok ini adalah Front Rakyat Banggai yang masuk ke halaman dewan dan kemudian menggelar orasi, serta kelompok mahasiswa Unismuh Luwuk yang berorasi sambil menggelar aksi bakar ban di jalan depan kantor dewan. Meski terbilang dalam jumlah sedikit, namun aksi mahasiswa Unismuh Luwuk ini menarik perhatian warga dan petugas kepolisian, sebab mereka tak hanya membakar ban di jalan, namun juga dip agar kantor tersebut. Polisi terpaksa dibuat sibuk memadamkan api yang dibakar di pagar kantor dewan karena dikuatirkan akan menghanguskan kabel listrik dan merusak pagar kantor.
Dua kelompok yang beraksi memperingati hari reformasi ini, tak menemui para wakil rakyat. Mereka hanya sekedar menggelar orasi dan membagi-bagikan selebaran.*pr
0 komentar:
Posting Komentar