Jumat, 11 Mei 2012

Bau Mark Up di Tiket Praktek Akper



MEDIA BANGGAI-Luwuk. Praktek lapangan mahasiswa Akademi Keperawatan (Akper) Luwuk pada rumah sakit Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat ternyata menyisakan masalah yang mengarah pada dugaan mark up harga tiket.
Pasalnya, sejak awal pemberangkatan, mahasiswa seperti dibuat hars menerima penetapan harga yang dibuat oleh pengelola Akper itu. Seperti uang tiket yang dipatok harus dbayar mahasiswa sebesar Rp 1.600.000 tujuan Luwuk -Jakarta. Padahal menurut pengakuan sejumlah mahasiswa yang turut dalam praktek terungkap, biaya tiket Luwuk-Jakarta dengan menggunakan maskapai Batavia hanya sebesar Rp 1. 209.000, terdapat kelebihan Rp 391.000. Sehingga dari kelebihan uang yang disetor itu, bila dikalikan dengan 221 mahasiswa Akper yang ikut dalam praktek itu, pengelola diduga telah mengantongi uang mahasiswa sebesar Rp 86.411.000. “Itu hanya tujuan Luwuk Jakarta, belum untuk tiket baliknya,” ungkap salah satu mahasiswa yang meminta namanya tak disebutkan pada media ini, Senin (7/5) kemarin.
Modus yang sama juga berlaku, ketika mahasiswa diminta kembali menyetor uang tiket tujuan Jakarta-Luwuk sebesar Rp 1.695.000. Padahal, harga yang tercantum pada tiket yang dipegang mahasiswa hanya sebesar Rp 1. 369.000, atau terdapat selisih Rp 326.000. Bila dikalikan dengan jumlah mahasiswa yang ikut, pengelola Akper kembali diuntungkan dari uang mahasiswa sebesar Rp 72.046.000. Sehingga total keuntungan pengelola Akper dari uang tiket yang disetor mahasiswa untuk tujuan Luwuk-Jakarta pergi pulang sebesar Rp 158.457.000. “Ini sudah keterlaluan, kami seperti menjadi sasaran pengambilan keuntungan. Mereka (pengelola Akper-red) tidak tahu untuk ikut kegiatan ini orang tua kami harus meminjam uang. Dimana perasaan mereka itu,” keluhnya.
Tak hanya itu, ada dugaan juga bahwa staf pengajar yang ikut mendampingi ratusan mahasiswa itu dibiayai dari hasil keringat orang tua mahasiswa yang ikut pada praktek di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung. “Semuanya dibiayai dari uang mahasiswa. Itu baru uang tiket, belum yang lain, sehingga kami menuntut adanya pertanggung jawaban dari Direktur Akper,” tegasnya.
Terkait masalah ini, sejumlah mahasiswa telah bertemu dengan Wakil Bupati Banggai Herwin Yatim, namun belum diketahui tanggapan Wabup atas masalah yang merugikan mahasiswa Akper itu.*budi

0 komentar:

Posting Komentar